Senin, 19 Maret 2012

tasawuf


MAKALAH
TASAWUF
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu
Pada Mata Kuliah AKHLAK TASAWUF ”
 









    Disusun oleh :

        

FAKULTAS TARBIYAH DAN ADAB 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDIN” BANTEN
2011 M / 1432 H
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... .... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. .... 1
A.   Latar Belakang.................................................................................. .... 1
B.   Rumusan Masalah............................................................................. .... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... .... 2
A.  Asal Usul Tasawuf............................................................................. .... 2
B.  Tasawuf dan Seni............................................................................... .... 2
C.  Tasawuf dan Ilmu Pengetahuan......................................................... .... 3
D.  Tasawuf dan Pendidikan.................................................................... .... 4
BAB III PENUTUP....................................................................................... .... 6
Kesimpulan............................................................................................. .... 6
            ii
 
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Tasawuf merupakan sebuah wacana yang berkembang dalam kajian Tasawuf belakangan ini. Tasawuf juga menghendaki manusia taat beribadah kepada Allah, tetapi aktif pula dalam berbagai kegiatan duniawi, seperti seni, ilmu pengetahuan, pendidikan dan lain-lain. Ini berarti bahwa Tasawuf tetap mementingkan kehidupan Ukhrawi, tetapi tidak melupakan, apalagi menolak kepentingan hidup duniawi.
Ringkasannya, Tasawuf merupakan Tasawuf yang bersikap positif tehadap kehidupan Tasawuf yang bersikap positif terhadap kehidupan duniawi, yang di buktikan dengan melibatkan diri dalam kegiatan duniawi. Juga mempraktikan Tasawuf yang berdampak positif terhadap kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat. Misalnya dengan bertasawuf hidup lebih sabar, sehat, bahagia, etis dan sisi positif lainya dalam kehidupan duniawi.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan Tasawuf ?
2.      Apa tujuan dari Tasawuf ?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Asal Usul Tasawuf
            Kata تَصَوَّفَ – يَتَصَوَّفَ - تَصَوَّفًا Yang di istilahkan dalam kaidah Bahasa Arab yang artinya menjadi atau berpindah. Jadi lafal اَلتَّصَوَّفُ Yang artinya menjadi berbulu yang banyak, dengan arti sebenarnya adalah menjadi sufi yang ciri khas pakaiannya terbuat dari bulu Domba (Wol).
            Tasawuf adalah nama lain dari “Mistisisme dalam Islam”. Di kalangan oriantalis Barat dikenal dengan sebutan “Sufisme”. Sufisme merupakan istilah khusus mistisme Islam, sehingga kata sufisme tidak ada pada mistisme agama-agama lain
            Tasawuf adalah aspek ajaran Islam yang paling penting, karena peranan Tasawuf meupakan jantung atau urat nadi pelaksanaan ajaran-ajaran Islam.
            Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari Tuhan. Tasawuf atau mistisme Islam adalah suau ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seseorang dapat mudah berada di khadirat Allah SWT.
            Dengan demikian, nampak jelas bahwa Tasawuf sebagai Ilmu Agama, khusus berkaitan dengan aspek-aspek moral serta tingkah laku yang merupakan substansi Islam.

B.     Tasawuf dan Seni
            Hubungan Tasawuf dengan seni dapat  di lihat pada karya sastra, lukisan kaligrafi, dan musik kerohanian sufistik. Banyak ulama dan intelektual Islam yang menulis pemikirannya dalam bentuk sajak, seperti Jalaluddin Rumi, Umar Khayyam, Hamzah Fansuri, dan Muhammad Iqbal.
            Hubungan tasawuf dengan seni juga terlihat pada lukisan, khususnya lukisan kaligrafi.
            Lukisan kaligrafi muncul dengan corak yang sangat berbeda, tetapi mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyajikan semangat estetik bercorak religius dan sufistik. Lukisan kaligrafi memberikan penikmatnya suasana meditatif (Tafakur) yang penuh, dan pada saat yang sama menyajikan pesan pencerahan (Kasyf) kepada kalbu. Citra dan suasana sufistik yang dihadirkan oleh lukisan-lukisan ini seolah olah lahir dan mengalir dari lubuk yang digenangi ilham berlimpah dan mata hati yang tajam pengelihatannya sebab telah memperoleh makrifat.
            Hubungan tasawuf dengan seni juga dapat di lihat pada musik kerohanian sufi. Penggunaan musik dalam tasawuf ada hubungannya dengan tahapan tahapan perjalanan kerohanian dalam ilmu suluk menuju kehampiran dengan yang satu. Tahapan ini berjenjang secara vertikal dapat diringkas menadi 3 (Tiga) peringkat/ tahapan.
Pertama, Tahapan Penciutan (Qabd), yaitu aspek aspek tertentu dari jiwa, seperti hawa nafsu, diciutkan misalnya dengan zuhud atau keshalihan.  Kedua,Tahapan Perluasan, aspek utama jiwa diperluas kesadarannya sehingga seseorang mampu menerobos batas pengelihatan normal dan mencapai kesadaran semesta (kesadaran kosmik). Ketiga, Tahapan persatuan dan kebenaran, yang berarti mencapai tingkat fana’ dan baqa’.
Dalam praktik sufi, penggunaan musik berkaitan dengan upaya mencapai tahapan kedua dan ketiga dalam perjalanan kerohanian.
Dalam tasawuf musik diperlukan karena tasawuf merupakan jalan kerohanian. Setiap jalan keerohanian memerlukan sarana yang sesuai dengan naluri dan fitrah manusia, seperti musik.

C.    Tasawuf dan Ilmu Pengetahuan
            Perkembangan ilmu pengetahuan modern di satu sisi telah membawa kemajuan untuk kehidupan manusia, tetapi disisi lain menimbulkan ancaman bagi kelangsungan hidup manusia dimuka bumi.
            Selama ini perkembangan suatu asumsi bahwa pengetahuan itu bebas nilai, tetapi kenyataan tadi menunjukan bahwa netralitas nilai ilmu pengetahuan tidak dapay dipertahankan lagi.
            Menurut Jalaluddin Rahmat, etika harus dipertimbangakan dalam setiap tahap proses ilmiah, yang meliputi pemilihan masalah ilmiah, keputusan ilmiah, dan penerapan ilmiah (teknologi).
            Proses ilmiah dimulai ketika ilmuan menyeleksi fenomena  alamiah untuk di telaah. Dalam penerapan proses ilmiah, penerapan etika sangat jelas dalam ilmu terapan atau Teknlogi
            Ketika ilmuan berdebat tentang apakah kita mengambil teknologi canggih atau tepat guna sebenarnya kita sedang melakukan pertimbangan nilai.
            Dalam islam, etika scara praktik diajarkan oleh tasawuf. Tasawuf mengajarkan bahwa perbuatan manusia termasuk kegiatan proses ilmiah, di dorong oleh bisikan hati. Hati harus di bersihkan dari  hal hal yang buruk, kemudian diisi dengan hal hal yang baik.
            Ada 4 (Empat) tahapan perbuatan hati, yaitu : Bisikan, Kecenderungan, Peyakinan Diri, dan Niat. Allah mendorong manusia untuk berbuat baik dengan memberi pahala pada setiap tahap prbuatan hati itu bila berkenaan dengan kebaikan. Allah tidak menjatuhkan dosa pada setiap perbuatan hati bila berkaitan dengan keburukan.

D.    Tasawuf dan Pendidikan
            Ajaran islam bisa di bagi 2 aspek, yaitu aspek eksoteris (Lahiriah) dan aspek Esoteris (Batiniah). Dalam mengajarkan ibadah, seperti shalat lebih banyak di tentukan tentang syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkannya. Semua ini termasuk asek eksoteris.
            Aspek eksoteris shalat, yaitu makna shalat kurang ditekankan. Padahal mengajarkan makna shalat sangat penting untuk membentuk pribadi muslim yang baik. Aspek esoteris dalam Islam di sebut Tasawuf. Pengajaran Tasawuf dilakukan secara seimbang dengan aspek eksoteris Islam.
            Menurut Nurcholis Majid, mengajarkan Tasawuf harus di lakukan secara dini di Madrasah di, mulai dari Ibtidaiyah, lalu Tsanawiyah, lalu Aliyah.
            Namun sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik pla jenjang lanjutan atas ini segi-segi kognitif tentang Tasawuf harus sudah mulai deperkenalkan,karena itu sebiknya mereka diperkenalkan dengan sejarah tumbuhdan berkembangnya Tasawuf.
            Secara garis besar perlu di perkenalkan kepada mereka adanya pemikiran-pemikiran terkenal dalam Tasawuf, seperti Rabi’ah al-Adawiyah, muhyiddin Ibnu Arabi, Jalaluddin Rumi, Abu Yazid al-Bisthami, Abu Hamid Al-Gazali, Husain bin Mansur al-Hallaj, Dan lainnya.
            Dengan demikian, Tasawuf merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu di ajarkan di Madrasah dan mata kuliah di perguruan tinggi Islam. Tidak saja untuk mengembangkan kehidupan Agama yang komprehensif dan utuh, tetapi juga untuk mengembangkan kehidupan masyarakat dan Bangsa yang bersih, sehat, dan maju, inilah arti penting kaitan antara Tasawuf dengan pendidikan dalam Islam.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Tasawuf adalah suatu ilmu yang mempelajari suatu cara, bagaimana seorang dapat mudah berada di hadirat Allah Swt.
Tasawuf bertujuan untuk memperoleh suatu hubungan khusus langsung dari tuhan
Tasawuf dan kegiatan duniawi:
1.      Tasawuf dan seni
Hubungan tasawuf dengan seni dapat dilihat pada karya sastra, lukisan kaligrafi dan musik kerohaniam sufistik
2.      Tasawuf dan ilmu pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan modern di satu sisi telah membawa kemajuan untuk kehidupan manusia tetapi disisi lain enimbulkan ancaman bagi kelangsungan hidup manusia dimuka bumi
3.      Tasawuf dan pendidikan
Ajaran islam bias dibagi dua aspek, yaitu aspek eksoteris (lahiriah) dan aspek esoteric (batiniah). Pendidikan islam lebih menekankan aspek eksoteris dari pada aspek esoteric


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Sehinggga saya dapat menyelesaikan makalah ini shalawat seiring salam kami hanturkan kepada Nabi Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in-tabi’in dan kami selaku umatnya.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi salah satu tugas individu mata kuliah “ akhlak tasawuf” yang berjudul “tasawuf”
Terima kasih kepada akhlak tasawuf yang telah membimbing dan terima kasih pula pada teman-teman yang telah mendukung saya dalam penulisan makalah ini. Saya sadar dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan hal itu dikarnakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu saya sangant mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami.
Akhir kata saya ucapakan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalah dalam makalah ini.


Serang, November 2011



 

DAFTAR PUSTAKA

Musthofa, Akhlak tasawuf. CV. Pustaka Setia. 1997
Tebba, sudirman, Tasawuf Positif. Bogor: Kencana. 2003
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar