Senin, 19 Maret 2012

fiqi


RESUME BUKU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas individu Pada Mata Kuliah “Filsafat”

 





                                                                              





Disusun Oleh : 
Nama   :




FAKULTAS TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
“SULTAN MAULANA HASANUDDIN” BANTEN




Puji syukur kepada Allah SWT yang telah menganugrahkan kesehatan serta ilmunya kepada kita selaku umat-Nya, tak lupa shalawat serta salam terlimpah kepada Nabi Muhamad Saw, keluarganya serta sahabat-sahabatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah testruktur pada mata kuliah fiqih yang bertema Mu’amalat dengan tepat waktu.
Tak lupa pula kami berterimakasih kepada Ibu Badriyah selaku dosen Fiqih yang telah memberikan tugas terstruktur pada mata kuliah tesebut semoga dapat bermanfaat.
Manusia tak luput dari keslahan karena tak ada manusia yang sempurna untuk itu  kritik dan saran yang membangun tetap kami tunggu dan terima demi kelancaran makalah ini.
Sebelum dan sesudahnya kami sampaikan terimakasih.


Serang,10 Maret 2011
Penyusun


          Kelompok X











DAFTAR ISI

Kata pengantar            …………………………………………….               ii
Daftar isi                     …………………………………………….               iii

BAB I
PENDAHULUAN         .............................................................................        1
BAB II
PEMBAHASAN        …………………………………………….                    2
A.    Jual Beli         …………………………………………….                    2    
B.     Riba                …………………………………………….                    3
C.     Utang Piutang…………………………………………….                    4
D.    Syirkah           …………………………………………….                    4
E.     Mudarabah     …………………………………………….                    6
F.      Musaqah         …………………………………………….                    6    
G.    Muzara’ah      …………………………………………….                   8
H.    Mukharabah   …………………………………………….                    8
Kesimpulan                 …………………………………………….                    9    

Penutup                       …………………………………………….               iv
Daftar Pustaka                        …………………………………………….               v







BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Kegiatan mu’amalah merupakan aktivitas yang sering kita  jumpai dan lakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk jual beli, utang piutang, riba, syirkah, mudzara’ah, mudarobah, musaqoh,  mukhabaroh, dll.

  1. Tujuan Penelitian
Kita dapat mengetahui hukum-hukum jual beli dan riba,  bentuk-bentuk kerja sama dalam islam dan semoga dapat mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari agar proses pertemuan makhluk-makhluk sosial yang hendak menyalurkan propesinya sebagai pengusaha dapat terpenuhi

  1. Perumusan Masalah
Semua uraian dalam makalah yang disusun secara sistematis, yang kemudian disajikan pada objek pembahasan makalah ini berkenaan dengan Muamalah.
1.      Apa itu jual beli, syirkah, Mukhabarah, Mudarabah, Muzara’ah, dan Musaqah?
2.      Apa hukum-hukum dalam jual beli?
3.       
  1. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode kepustakaan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Jual Beli
            Jual beli menurut bahasa adalah Al-bai’atau tukar menukar, sedangkan menurut syara’ Jual beli adalah tukar menukar dengan harta atas dasar kerelaan bersama atau pemindahan milik dengan imbalan berdasarkan cara yang di izinkan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4s
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

I.                   Rukun Jual beli
1.      Penjual
2.      Pembeli
3.      Barang yang dijual
4.      Harga
5.      Ucapan Ijab Qabul (sighat)

II.                Syarat penjual dan pembeli
1.      Berakal
2.      Dengan kehendaknya sendiri
3.      Keadaannya tidak mubadzir
4.      Baligh



III.Syarat Barang dan Harga
1.      Suci barangnya
2.      Ada manfaatnya
3.      Dapat dikuasai
4.      Milik sendiri
5.      Mesti diketahui kadar barangnya

IV.Syarat Ijab Qabul (shighat)
Syarat sah ijab qabul
·         Jangan ada yang membatasi/memisahkan
·         Jangan disela dengan kata-kata lain
·         Jangan berta’liq
·         Jangna memakai jangka untuk waktu

V. Macam-macam jual beli
a.       Jual beli yang sah
b.      Jual beli yang terlarang tapi sah
c.       Jual beli terlarang dan tidk sah

B.     RIBA
Riba menurut bahasa artinya lebih atau bertambah, sedangkan menurut syara’ riba adalah akad yang terjadi dalam penukaran barang-barang yang tertentu, tidak di ketahui sama atau tidaknya menurut aturan syara’.
$yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$#
“bahwasanya jual beli itu seperti riba tetapi Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

Macam-macam riba
1.      Riba Fudluli
Yaitu penukaran dua barang yang sejenis dengan tidak sama (fadlul=lebih).
2.      Riba Qardli
Yaitu meminjam dengan syarat keuntungan bagi yang mempiutangi. Seperti seseorang yang berhutang Rp.1000,- dengan perjanjian akan dibayar Rp.1100,-
3.      Riba Yad
Yaitu berpisah sebelum timbang terima, orang yang membeli suatu barang sebelu ia menerima barang yang dibeli dari si penjual tidak boleh menjualnya kepada siapapun.
4.      Riba Nasa’
Yaitu penukaran yang disyaratkan terlambat salah satu dari dua barang itu, melebihkan pembayaran barang yang dipertukarkan, diperjualbelikan atau dihutangkan.

C.    Utang Piutang
            Utang piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan membayar/mengembalikan barang tersebut dengan jumlah yang sama, hukumnya Sunnah.
عن على ر ضى ا لله عنه قا ل : قا ل ر سو ل ا لله صلى ا لله عليه و سلم : كل قر ض جر منفعة فهو ر با
 ( روادا لها ر ب ا لب اسا مة )
Artinya : “Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat maka ia termasuk riba” (H.R. Harits Bin Usamah).

D.    Syirkah
Syirkah artinya persekutuan, sedangkan secara istilah syirkah adalah persekutuan dua orang atau lebih dalam bidang modal atau jasa yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi mereka bersama.                    

(#qçRur$yès?ur n?tã ÎhŽÉ9ø9$# 3uqø)­G9$#ur ( Ÿwur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur
Artinya: “… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Q.S Al-Maidah;2)

Persereoan atau syirkah yang dilaksanakan dengan ikhlas, tawakal, jujur, dan saling mempercanyai, bersih dariunsurkecurangan dan penipuan akan mendapata pertolongan dari Allah, dan rezeki yang barakah.

a.      Rukun Syirkah
Rukun Syirkah meliputi:
1.      Surat Perjanjian atau akad pada waktu transaksi yang berisi ketentuan-ketentuan kerja sama yang dijadikan sebagai pedoman operasional yang jelas.
2.      Orang yang berserikat, yaitu anggota perseroan atau anggota perkongsian,syarat-syaratnya :
a.       Orang yang berserikat sudah baligh.
b.      Orang yang berserikat memiliki akal yang sehat.
c.       Orang yang berserikat merdeka, artinya kehendak dari mereka sendiri.
3.      Pokok-pokok pekerjaan dan modal harus jelas syarat-syaratnya, yaitu jikaberupa barang dapat dihitung dengan nilai uang.



b.      Macam-macam Syirkah
1.      Syirkah kerja, yaitu suatu bentuk kerja sama yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang bergerak dalam suatu usaha atau pekerjaan atau biasa disebut dengan Mudarabah.
2.      Syirkah harta, atau syirkah inan, yaitu akad dua orang atau lebih untuk berserikat atau berkongsidalam permodalan, sehingga terkumpul sejumlah modal yang memadai untuk mendapatkan keuntungan uyang sesuai dengan perjanjian.
3.      Asuransi,yaitu suatu perjanjian antar penanggung dengan yang mempertanggungkan sesuatu.

E.     Mudarabah
Mudarabah atau syirkah kerja adalah suatu bentuk kerja sama dua orang atau lebih yang bergerak dalam suatu usaha atau pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang jasa .
Mudarabah atau syirkah memiliki beberapa manfaat, antara lain :
a.       Akan menambah penghasilan,
b.      Dapat saling tukar pengalaman diantara sesama anggota,
c.       Akan tercipta hubungan keluarga yang baik,
d.      Mengurangi pengangguran karena terbukanya lapangan pekerjaan.
F.     Musaqah
a.       Pengertian dan hokum musaqah
Musaqah atau paroan kebun adalah bentuk kerjasama dalam bidang pertania, dimana orang yang memiliki kebun menyerahkan kebunnya kepada orang lain (petani penggarap) agar dipelihara dan hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan dalam akad perjanjian.
Hukum musaqah dalam agama islam diperbolehkan sebab :
1.      Banyak mengandung manfaat bagi kehidupan,
2.      Banyak orang yang memiliki kebun/lahan tetapi tidak dapat memeliharanya,
3.      Banyak orang yang memiliki kecakapan atau keterampilan tetapi tidak memiliki lahan pertanian.
b.      Rukun Musaqah
Rukun musaqah meliputi :
1.      Ada orang yang memiliki kebun dan ada orang yang menggarapnya,
2.      Ada ketentuan yang berkaitan dengan waktu penggarapan,
3.      Ada ketentuan yang berkaitan dengan pembagian hasil masing-masing,
4.      Syarat untuk pemilik kebun atau penggarap harus sudah baligh, sehat akalnya, dan merdeka,
5.      Ada kebun yang ditanami secara jelas.

G.    Muzara’ah
Muzara’ah, yaitu kerjasama dalam bidang pertanian antara pemilik sawah atau ladang dan orang yang menggarapnya dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian, sedangkan benihnya atau bibit berasal dari petani yang menggarap sawah. Zakat hasil paroan ini diwajibkan kepada penggarapnya (muzara’ah) karena pada hakikatnya dialah yang bertanam, sedangkan pemilik tanah seolah-olah hanya mengambil sewa tanahnya.

H.    Mukharabah
Mukharabah yaitu kerjasama dalam bidang pertanian antara pemilik sawah atau ladang dan orang yang menggarapnya dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian, sedangkan benihnya berasal dari pemilik tanah.
Zakat hasil paroan ini diwajibkan kepada pemilik tanah (sawah) karena pada hakikatnya dialah yang bertanam, sedangkan penggarap hanya mengambil upah bekerja. Apabila benih itu dari keduanya, maka zakatnya juga diwajibkan atas keduanya sebelum hasil itu dibagi bersama. Kerja sama seperti muzara’ah atau mukharabah dalam agama itu diperbolehkan karena mengandung unsur tolong-menolong dalam kebaikan sebagaimana sabda nabi SAW, berikut ini
من كا نت له ارض فليز ر عها او ليمنحها اخا ه فا ن ا بي فليمسك ارضه (روا البخا رى)
Artinya:”barang siapa yang memilliki tanah, hendaklah ia menanaminya, atau memberikannya (untuk di garap) kepada saudaranya dan jika ia tidak mau hendaklah tahan saja tanah itu.”( H.R. Bukhari)


BAB IV
PENUTUP

Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa:
Jual beli adalah tukar menukar harta atas dasar kerelaan dan Riba adalah lebih atau bertambah. sebagaimana dalam Q.S Al-Baqarah “Allah menghalalkan jual beli dan mengharmkan Riba”. Syirkah artinya persekutuan dua atau lebih dalam bidang modal. Sedangkan Musaqoh, muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah adalah bentuk kerjasama dalam bidang pertanian.
Syiraka, mudarabah, muzaraah, mukhabarah, musaqah jika betul-betul diterapkan di masyarakat khususnya dalam kehidupan sehari-hari akan mendatangkan banyak hikmah dan meningkatkan kerjasama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar