RESUME
BUKU
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
individu Pada Mata Kuliah “Filsafat”
Disusun Oleh :
Nama :
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ADAB
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
“SULTAN
MAULANA HASANUDDIN” BANTEN
Puji syukur kepada Allah SWT yang
telah menganugrahkan kesehatan serta ilmunya kepada kita selaku umat-Nya, tak
lupa shalawat serta salam terlimpah kepada Nabi Muhamad Saw, keluarganya serta
sahabat-sahabatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah testruktur pada
mata kuliah fiqih yang bertema Mu’amalat dengan tepat waktu.
Tak lupa pula kami berterimakasih
kepada Ibu Badriyah selaku dosen Fiqih yang telah memberikan tugas terstruktur
pada mata kuliah tesebut semoga dapat bermanfaat.
Manusia tak luput dari keslahan
karena tak ada manusia yang sempurna untuk itu
kritik dan saran yang membangun tetap kami tunggu dan terima demi
kelancaran makalah ini.
Sebelum dan sesudahnya kami sampaikan terimakasih.
Serang,10 Maret 2011
Penyusun
Kelompok X
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………. ii
Daftar isi ……………………………………………. iii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB
II
PEMBAHASAN …………………………………………….
2
A. Jual Beli …………………………………………….
2
B. Riba ……………………………………………. 3
C. Utang Piutang……………………………………………. 4
D. Syirkah ……………………………………………. 4
E. Mudarabah ……………………………………………. 6
F. Musaqah ……………………………………………. 6
G. Muzara’ah ……………………………………………. 8
H. Mukharabah ……………………………………………. 8
Kesimpulan ……………………………………………. 9
Penutup ……………………………………………. iv
Daftar Pustaka ……………………………………………. v
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Kegiatan mu’amalah merupakan
aktivitas yang sering kita jumpai dan
lakukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam bentuk jual beli, utang
piutang, riba, syirkah, mudzara’ah, mudarobah, musaqoh, mukhabaroh, dll.
- Tujuan Penelitian
Kita dapat mengetahui hukum-hukum
jual beli dan riba, bentuk-bentuk kerja
sama dalam islam dan semoga dapat mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari agar
proses pertemuan makhluk-makhluk sosial yang hendak menyalurkan propesinya
sebagai pengusaha dapat terpenuhi
- Perumusan Masalah
Semua uraian dalam makalah yang disusun secara
sistematis, yang kemudian disajikan pada objek pembahasan makalah ini berkenaan
dengan Muamalah.
1.
Apa itu jual
beli, syirkah, Mukhabarah, Mudarabah, Muzara’ah, dan Musaqah?
2.
Apa
hukum-hukum dalam jual beli?
3.
- Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, penulis menggunakan metode kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jual Beli
Jual beli
menurut bahasa adalah Al-bai’atau tukar menukar, sedangkan menurut syara’ Jual
beli adalah tukar menukar dengan harta atas dasar kerelaan bersama atau
pemindahan milik dengan imbalan berdasarkan cara yang di izinkan.
Sebagaimana firman Allah SWT:
3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4s
“Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
I.
Rukun Jual beli
1. Penjual
2. Pembeli
3. Barang yang dijual
4. Harga
5. Ucapan Ijab Qabul (sighat)
II.
Syarat penjual dan pembeli
1. Berakal
2. Dengan kehendaknya sendiri
3. Keadaannya tidak mubadzir
4. Baligh
III.Syarat Barang dan Harga
1. Suci barangnya
2. Ada manfaatnya
3. Dapat dikuasai
4. Milik sendiri
5. Mesti diketahui kadar barangnya
IV.Syarat Ijab Qabul (shighat)
Syarat sah ijab qabul
·
Jangan ada yang
membatasi/memisahkan
·
Jangan disela dengan
kata-kata lain
·
Jangan berta’liq
·
Jangna memakai jangka untuk
waktu
V. Macam-macam jual beli
a. Jual beli yang sah
b. Jual beli yang terlarang tapi sah
c. Jual beli terlarang dan tidk sah
B. RIBA
Riba menurut bahasa artinya lebih
atau bertambah, sedangkan menurut syara’ riba adalah akad yang terjadi dalam
penukaran barang-barang yang tertentu, tidak di ketahui sama atau tidaknya
menurut aturan syara’.
$yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$#
“bahwasanya jual beli itu seperti riba tetapi
Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
Macam-macam riba
1. Riba Fudluli
Yaitu penukaran dua barang yang sejenis
dengan tidak sama (fadlul=lebih).
2. Riba Qardli
Yaitu meminjam dengan syarat keuntungan
bagi yang mempiutangi. Seperti seseorang yang berhutang Rp.1000,- dengan
perjanjian akan dibayar Rp.1100,-
3. Riba Yad
Yaitu berpisah sebelum timbang terima,
orang yang membeli suatu barang sebelu ia menerima barang yang dibeli dari si
penjual tidak boleh menjualnya kepada siapapun.
4. Riba Nasa’
Yaitu penukaran yang disyaratkan terlambat
salah satu dari dua barang itu, melebihkan pembayaran barang yang
dipertukarkan, diperjualbelikan atau dihutangkan.
C. Utang Piutang
Utang
piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian dia akan
membayar/mengembalikan barang tersebut dengan jumlah yang sama, hukumnya
Sunnah.
عن على ر ضى ا لله عنه قا ل : قا ل ر
سو ل ا لله صلى ا لله عليه و سلم : كل قر ض جر منفعة فهو ر با
( روادا لها ر ب ا لب اسا مة )
Artinya : “Tiap-tiap piutang yang mengambil manfaat maka ia
termasuk riba” (H.R. Harits Bin Usamah).
D. Syirkah
Syirkah artinya persekutuan,
sedangkan secara istilah syirkah adalah persekutuan dua orang atau lebih dalam
bidang modal atau jasa yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan bagi mereka
bersama.
…
(#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur …
Artinya: “…
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa dan
janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” (Q.S
Al-Maidah;2)
Persereoan
atau syirkah yang dilaksanakan dengan ikhlas, tawakal, jujur, dan saling
mempercanyai, bersih dariunsurkecurangan dan penipuan akan mendapata
pertolongan dari Allah, dan rezeki yang barakah.
a.
Rukun Syirkah
Rukun
Syirkah meliputi:
1.
Surat Perjanjian atau akad pada waktu transaksi
yang berisi ketentuan-ketentuan kerja sama yang dijadikan sebagai pedoman
operasional yang jelas.
2.
Orang yang berserikat, yaitu anggota perseroan
atau anggota perkongsian,syarat-syaratnya :
a.
Orang yang berserikat sudah baligh.
b.
Orang yang berserikat memiliki akal yang sehat.
c.
Orang yang berserikat merdeka, artinya kehendak
dari mereka sendiri.
3.
Pokok-pokok pekerjaan dan modal harus jelas
syarat-syaratnya, yaitu jikaberupa barang dapat dihitung dengan nilai uang.
b.
Macam-macam Syirkah
1.
Syirkah kerja, yaitu suatu bentuk kerja sama yang terdiri
dari dua orang atau lebih, yang bergerak dalam suatu usaha atau pekerjaan atau
biasa disebut dengan Mudarabah.
2.
Syirkah harta, atau syirkah inan, yaitu akad dua orang atau
lebih untuk berserikat atau berkongsidalam permodalan, sehingga terkumpul
sejumlah modal yang memadai untuk mendapatkan keuntungan uyang sesuai dengan
perjanjian.
3.
Asuransi,yaitu suatu perjanjian antar penanggung dengan
yang mempertanggungkan sesuatu.
E.
Mudarabah
Mudarabah atau syirkah kerja adalah suatu
bentuk kerja sama dua orang atau lebih yang bergerak dalam suatu usaha atau
pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang jasa .
Mudarabah atau syirkah memiliki beberapa
manfaat, antara lain :
a.
Akan menambah penghasilan,
b.
Dapat saling tukar pengalaman diantara sesama
anggota,
c.
Akan tercipta hubungan keluarga yang baik,
d.
Mengurangi pengangguran karena terbukanya
lapangan pekerjaan.
F.
Musaqah
a.
Pengertian dan hokum musaqah
Musaqah
atau paroan kebun adalah bentuk kerjasama dalam bidang pertania, dimana orang
yang memiliki kebun menyerahkan kebunnya kepada orang lain (petani penggarap)
agar dipelihara dan hasilnya dibagi sesuai dengan kesepakatan dalam akad
perjanjian.
Hukum
musaqah dalam agama islam diperbolehkan sebab :
1.
Banyak mengandung manfaat bagi kehidupan,
2.
Banyak orang yang memiliki kebun/lahan tetapi
tidak dapat memeliharanya,
3.
Banyak orang yang memiliki kecakapan atau
keterampilan tetapi tidak memiliki lahan pertanian.
b.
Rukun Musaqah
Rukun
musaqah meliputi :
1.
Ada orang yang memiliki kebun dan ada orang
yang menggarapnya,
2.
Ada ketentuan yang berkaitan dengan waktu
penggarapan,
3.
Ada ketentuan yang berkaitan dengan pembagian
hasil masing-masing,
4.
Syarat untuk pemilik kebun atau penggarap harus
sudah baligh, sehat akalnya, dan merdeka,
5.
Ada kebun yang ditanami secara jelas.
G.
Muzara’ah
Muzara’ah, yaitu kerjasama dalam bidang
pertanian antara pemilik sawah atau ladang dan orang yang menggarapnya dengan
pembagian hasil sesuai dengan perjanjian, sedangkan benihnya atau bibit berasal
dari petani yang menggarap sawah. Zakat hasil paroan ini diwajibkan kepada
penggarapnya (muzara’ah) karena pada hakikatnya dialah yang bertanam, sedangkan
pemilik tanah seolah-olah hanya mengambil sewa tanahnya.
H.
Mukharabah
Mukharabah yaitu kerjasama dalam bidang pertanian
antara pemilik sawah atau ladang dan orang yang menggarapnya dengan pembagian
hasil sesuai dengan perjanjian, sedangkan benihnya berasal dari pemilik tanah.
Zakat hasil paroan ini diwajibkan kepada
pemilik tanah (sawah) karena pada hakikatnya dialah yang bertanam, sedangkan
penggarap hanya mengambil upah bekerja. Apabila benih itu dari keduanya, maka
zakatnya juga diwajibkan atas keduanya sebelum hasil itu dibagi bersama. Kerja
sama seperti muzara’ah atau mukharabah dalam agama itu diperbolehkan karena mengandung
unsur tolong-menolong dalam kebaikan sebagaimana sabda nabi SAW, berikut ini
من كا نت
له ارض فليز ر عها او ليمنحها اخا ه فا ن ا بي فليمسك ارضه (روا البخا رى)
Artinya:”barang siapa yang memilliki tanah,
hendaklah ia menanaminya, atau memberikannya (untuk di garap) kepada saudaranya
dan jika ia tidak mau hendaklah tahan saja tanah itu.”( H.R. Bukhari)
BAB IV
PENUTUP
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa:
Jual beli adalah tukar menukar
harta atas dasar kerelaan dan Riba adalah lebih atau bertambah. sebagaimana
dalam Q.S Al-Baqarah “Allah menghalalkan jual beli dan mengharmkan Riba”. Syirkah
artinya persekutuan dua atau lebih dalam bidang modal. Sedangkan Musaqoh,
muzara’ah, mukhabarah, dan musaqah adalah bentuk kerjasama dalam bidang
pertanian.
Syiraka, mudarabah, muzaraah, mukhabarah,
musaqah jika betul-betul diterapkan di masyarakat khususnya dalam kehidupan
sehari-hari akan mendatangkan banyak hikmah dan meningkatkan kerjasama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar